
SUMBER : REUTERS / SITUS WEB MEDIA SOSIAL
Jakarta, tvrijakartanews - Presiden Donald Trump mengatakan pada Jumat, 23 Mei bahwa Apple akan membayar tarif sebesar 25% pada iPhone yang dijual di Amerika Serikat tetapi tidak dibuat di negara tersebut.
"Saya sudah lama memberi tahu Tim Cook dari Apple bahwa saya memperkirakan iPhone (sic) yang akan dijual di Amerika Serikat akan diproduksi dan dibuat di Amerika Serikat, bukan di India, atau tempat mana pun," tulisnya dalam sebuah posting Truth Social.
Pengumuman itu memicu reaksi keras di depan toko utama Apple di Fifth Avenue di New York.
"Menurut saya itu konyol. Menurut saya, tarif tidak akan pernah berhasil dan ini akan menjadi pajak bagi konsumen," kata James Weiss, seorang warga New York City.
Sementara yang lain menyuarakan kekhawatiran tentang dampak ekonomi yang lebih luas.
"Itu tidak membantu pasar keuangan, itu tidak membantu kepastian," kata Tom McGillycuddy, salah satu pendiri dan CEO CIRCA5000, sebuah platform investasi berdampak yang berbasis di Inggris.
Warga lokal lainnya, Steven Valencia, mengemukakan dampak langsung terhadap konsumen: "Menurut saya ini buruk karena (iPhone) harganya cukup mahal, jadi sangat sulit untuk membelinya. Bukan ide yang bagus," katanya.